Kunjungan Warga Maroko Ke Kanzul Hikmah

Matahari tergelincir ke arah Barat saat dua orang berwajah Timur Tengah itu memasuki Perpustakaan Kanzul Hikmah milik Majelis Hikmah Alawiyah (MAHYA) di Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Kamis 20 Juni 2019. Kedua pria yang datang ribuan kilometer dari Maroko itu, tertarik untuk melihat-lihat koleksi kitab milik Kanzul Hikmah.

Awalnya Muhammad Haidar dan Ayub bin Umar mengaku datang ke Indonesia bukan untuk ke Kanzul Hikmah, melainkan untuk pelesiran di Indonesia dan berziarah. Tapi saat mendengar kabar koleksi kitab-kitab Kanzul Hikmah, mereka memutuskan untuk mampir ke Kanzul Hikmah dulu. Setelahnya mereka baru melanjutkan berziarah ke makam-makam para ulama.

“Mereka tertarik dengan kitab-kitab tasawuf, sufi dan asrar (rahasia ayat-ayat),” kata Pustakawan Kanzul Hikmah, ustaz Abdul Karim.

Benar saja, mereka tampak antusias membuka lembar demi lembar tiap kitab yang disodorkan ustaz Abdul Karim. Ada lebih dari 10 kitab yang disodorkan. Bukan hanya kitab dalam bentuk hardcopy, tapi ustaz Abdul Karim juga menujukkan koleksi kitab-kitab Kanzul Hikmah yang berbentuk softcopy di komputer perpustakaan.

Mereka juga tak henti-hentinya berjalan di lorong-lorong rak kitab Kanzul Hikmah. Sesekali berhenti ketika menemukan judul kitab yang dianggapnya menarik hati. Membukanya dan mengecek isi kitab itu dengan cermat sebelum mengembalikan lagi ke tempat semula.

Setelah berjibaku dengan kitab-kitab di Kanzul Hikmah selama lebih dari dua jam, dua tamu itu memberi tanda pada beberapa kitab yang menarik hati mereka. Bahkan mereka juga membuka peluang untuk bekerjasama dibidang perpustakaan.

“Mereka memiliki koleksi kitab pribadi di rumahnya di Maroko,” kata Ustaz Abdul Karim. “Mereka menyatakan siap bekerjasma dengan berbagi kitab.”

Ustaz Abdul Karim melanjutkan, ada beberapa kitab yang akan dia minta dari MAHYA. Ustaz Abdul Karim bilang, mereka mengatakan memiliki banyak kitab dari para ulama Maghribi. Bahkan mereka juga berjanji akan berbagi kitab-kitab tersebut dengan MAHYA.

Kanzul Hikmah sendiri hingga kini telah mengoleksi lebih dari 12 ribu kitab. Di antara kitab-kitab itu ada yang berbahasa Indonesia dan juga Bahasa Arab. Bahkan juga terdapat kitab-kitab klasik yang sangat sulit ditemukan di tempat lain.

Selain kitab berbentuk hardcopy atau cetak, Kanzul Hikmah juga mengoleksi kitab-kitab dalam bentuk softcopy atau rekaman suara kajian terkait kitab-kitab tertentu. Maka tak aneh jika Kanzul Hikmah menjadi daya tarik tersendiri bagi para pengemar kitab-kitab klasik.

Related posts

Peziarah Haul Habib Sholeh Membludak, Acara Tetap Berjalan Tertib

Museum yang Menyimpan Karya-Karya Syaikhona Kholil Bangkalan akan Segera Terwujud

Gelar Rauhah Virtual, MAHYA Ajak Masyarakat Mengenal Thariqah Alawiyah