Bahaya Penyakit Hati

Sakit akibat penyakit merupakan sesuatu yang sangat ditakuti manusia. Apalagi jika penyakit itu belum ditemukan obatnya, tentu kita akan berusaha sekuat tenaga untuk menghindari agar tak terkena penyakit itu. Jika tubuh sakit karena penyakit, kita pasti buru buru ke dokter untuk berobat agar segera sembuh dan bebas dari derita sakit.

Lalu bagaimana jika penyakit itu adalah penyakit hati?

Bila penyakit di tubuh hanya akan merusak jasad kita dan akibat paling parah adalah kematian, penyakit hati lebih mengerikan dari itu. Akibat yang ditimbulkan dari penyakit hati adalah hancurnya kebahagiaan dunia dan akhirat. Penyakit pada jasad masih bisa bermanfaat untuk mengingatkan kita kembali kepada kebesaran Allah SWT, namun penyakit hati tidak ada manfaat sama sekali.

Bukan hanya itu, jika penyakit di tubuh dapat dilihat atau dideteksi lebih mudah dengan panca indra dari rasa sakit yang dirasakan, penyakit hati tak kasatmata. Bahkan tak dirasakan sama sekali oleh mereka yang menderita sakit hati itu. Sehingga seolah-olah hidupnya berjalan seperti biasa saja, padahal hatinya sakit dan butuh pertolongan.

Tak jarang banyak yang meremehkan penyakit hati karena tak dirasakan dampaknya saat ini. Namun dampak di akhirat sudah berkali-kali diperingatkan dengan keras. Lebih parah lagi, peringatan keras itu dianggap sebagai omong kosong. Apalagi dengan angan-angan kosong tentang pengampunan dan keselamatan, padahal tak pernah ada upaya untuk mewujudkannya.

Al-Imam Al-Ghazali mengibaratkan mereka yang memiliki penyakit hati seperti seseorang yang berpenyakit kusta di wajahnya tapi tak memiliki cermin untuk melihatnya. Bila orang lain memberitahunya, bisa jadi orang itu tak akan percaya. Lebih parah lagi orang yang diberitahu itu tak terima, marah dan menyangkalnya.

Namun mesti tak dapat dilihat dengan mata, penyakit hati bisa dideteksi keberadaannya melalui banyak tanda yang muncul. Di antara tanda yang paling nyata adalah malas beribadah, merasa berat melakukan kebaikan, sangat semangat mencari kepuasan hawa nafsu, dan sangat condong kepada kelezatan materi dunia.

Jika muncul tanda-tanda itu pada diri kita maka harus segera mencari obat untuk mengobati penyakit hati. Cara paling efektif yaitu dengan mencari ulama alim dan arif yang mengetahui masalah hati. Bila tak menemukan harus meminta bantuan saudara yang saleh. Namun bila tetap tak menemukan keduanya maka membaca buku-buku dari para imam mengenai penyakit hati.

Membaca buku memang tak seefektif bila bertemu dengan ulama alim dan arif atau saudara yang saleh. Namun setidaknya hal itu mampu sedikit menolong penyakit hati hingga tak terjerumus lebih jauh. Sebab jika penyakit hati sudah parah, bisa-bisa hati akan mati. Jika hati sudah mati, lalu apa yang bisa diharapkan dari sesuatu yang sudah mati?

*Sumber: Buku Petuah Bijak Sang Imam

Related posts

Menggunakan Dakwah untuk Mencari Keuntungan Duniawi Adalah Penyalahgunaan yang Serius

Ratibul Haddad

Mengenal Sayyid Utsman bin Yahya, Mufti Betawi yang Produktif