Tertipu Diri Sendiri

Tertipu oleh orang lain adalah sebuah bencana, tetapi tertipu oleh diri sendiri adalah perkara yang membinasakan. Al-Habib Abdullah bin Alawi al-Haddad dalam bukunya “Nasehat dan Wasiat Imam Haddad” menjelaskan maksud tertipu oleh dirinya sendiri adalah sesorang yang memberi gambaran tentang dirinya di luar kenyataan atau biasa dikenal dengan istilah “delusi”.

Kondisi ini terjadi menurut beliau karena seseorang dikuasai hawa nafsu dan bersandar kepada angan-angan. Tipu daya kepada diri sendiri ini bisa terjadi kepada semua golongan, baik mereka yang taat ataupun kepada golongan para pelaku maksiat.

Contoh seseorang yang taat namun tertipu oleh dirinya sendiri adalah seseorang yang menuntut ilmu tapi menunda mengamalkannya. Ia memakai dalil untuk dirinya sendiri keutamaan untuk menuntut ilmu tapi lupa tentang riwayat ancaman keras bagi orang-orang yang tak mengamalkannya.

Contoh lain, seseorang yang memperbanyak shalat, puasa, dan berbagai kebajikan lalu merasa takjub akan dirinya sendiri, kemudian melupakan karunia dan taufik dari Allah SWT kepada dirinya. Ia beribadah untuk mencari perhatian dan kehormatan di hati orang lain, sedangkan ia mengira dirinya ikhlas karena Allah SWT.

Sementara contoh tipu daya yang terjadi pada pelaku maksiat adalah seseorang yang bertobat dari maksiat hanya dengan mengucap istighfar di lisannya tanpa menjalankan syarat-syarat taubat. Lalu ia merasa dirinya telah benar-benar bertaubat dan Allah SWT telah mengampuninya.

Contoh lain adalah yang terjadi pada sebagian kalangan pelaku maksiat yang menggantungkan nasibnya kepada kesalehan orang tua dan nenek moyang mereka yang saleh. Tapi mereka tak mengikuti jejek kesalehan orang tua dan nenek moyangnya sendiri.

“Hal ini termasuk tipu daya yang tercela dan kebodohan yang parah,” kata Habib Abdullah bin Alawi al-Haddad.

Tipu daya yang terdapat pada diri sendiri ini masih banyak jenisnya. Dan tak seorang pun dapat selamat kecuali dengan cara kembali kepada Allah SWT, meyakini karunia-Nya, dan diikuti tekad yang bulat untuk taat kepada-Nya.

Terkait mereka yang tertipu dirinya sendiri, Allah SWT berfirman dalam surah Al-Kahfi ayat 104 yang artinya, “Yaitu orang-orang yang telah sia-sia perbuatannya dalam kehidupan dunia ini, sedangkan mereka menyangka bahwa mereka berbuat sebaik-baiknya.”

*Sumber: Buku Nasehat & Wasiat Imam Haddad

Related posts

Mengenal Ishlâh al-Hâl, Kitab Panduan Mencari Rezeki Halal Karya Sayyid Utsman

Maslakul Akhyār, Kitab Doa-Doa Karya Sayyid Utsman

Buku ‘Habib Umar Bin Hafizh Menjawab’