Selain dengan menghayati sunnah Baginda Rasulullah SAW, sudah menjadi kelaziman di dunia Islam dalam menyambut hari kelahiran beliau dengan membaca kisah perjalanan hidup Rasulullah SAW yang terkandung dalam kitab-kitab yang ditulis oleh para ulama. Di antara kitab termasyhur yang menceritakan sejarah hidup beliau dari mulai detik-detik kelahiran hingga wafatnya, adalah kitab-kitab yang ditulis oleh Sayyid Ja`far Al-Barzanji, Syaikh Muhammad Al-Azab, Imam Wajihuddin `Abdur Rahman bin Muhammad Ad-Diba`iy, Habib Ali bin Muhammad Al-Habsyi, dan lain-lain.
Masyarakat kita menamakan karya-karya tersebut sebagai kitab Maulid. Hingga kini berbagai kitab Maulid tersebar luas di berbagai pelosok dunia Islam, tak terkecuali di negeri kita. Di masing-masing daerah ada kitab Maulid yang lebih dikenal atau lebih banyak dibaca dibandingkan yang lainnya. Karena selalu digunakan, kitab-kitab itu pun terus dicetak ulang dan tetap diminati orang. Ada yang tersendiri, satu kitab terdiri dari satu kisah Maulid, tapi ada pula kitab yang berisi kumpulan beberapa kisah Maulid.
Kitab-kitab tersebut dibaca oleh masyarakat Islam dalam majelis-majelis tertentu, terutama pada bulan Maulid Nabi. Sesungguhnya kitab-kitab tersebut ditulis dengan penuh keikhlasan oleh penulisnya. Tujuan mereka semata-mata untuk mengabadikan sejarah kehidupan Rasulullah SAW untuk generasi yang akan datang, agar beliau terus dikenal, dicintai, dan diteladani oleh umatnya.
Karenanya, karya tulis mereka itu diterima dan diberkahi Allah SWT. Salah satu tanda bahwa suatu amalan diterima oleh Allah adalah, ia kekal di hati masyarakat. Begitulah kitab Al-Barzanji, Ad-Diba`iy, Al-Azab, Al-Habsyi, dan yang lain-lain, terus mendapat sambutan umat Islam dari masa ke masa. Bukan saja di kawasan Nusantara ini, melainkan juga hampir di seluruh dunia. Tradisi membaca kitab Maulid kemudian tidak hanya berlaku di majelis peringatan Maulid atau pada bulan Maulid, melainkan juga pada bulan-bulan dan dalam berbagai kesempatan.
Di dalam Musnad-nya, Imam Ahmad menyebutkan sebuah riwayat dari Ibnu Mas`ud (yang diterima melalui perawi-perawi yang terpercaya), “Apa-apa yang dianggap haq (benar) oleh sebagian besar umat Islam, itulah yang diridhai Allah; dan apa-apa yang dianggap batil (salah) oleh sebagian besar umat Islam, ia batil (salah) di sisi Allah.”
Ulama Penyusun Kitab Maulid
Terlalu banyak ulama yang menulis kitab-kitab yang berkenaan dengan Maulid, yang ditulis dalam berbagai bentuk penulisan, baik prosa maupun puisi. Ada yang singkat, sedang, dan ada pula yang panjang lebar. Menurut Sayyid Muhammad bin Alwi Al-Maliki dalam kitabnya Hawl al-Ihtifal bi Dzikr al-Mawlid an-Nabawiy asy-Syarif, karena banyaknya ulama yang menulis itu, sulit untuk memerincinya, dan tidak bisa dikatakan ulama yang satu lebih utama daripada yang lainnya. Meskipun demikian, kata beliau selanjutnya, sebagian kitab itu memang lebih utama dibandingkan yang lain.
Berikut ini akan disebutkan sebagian saja dari mereka, terutama dari para huffaz al-hadits (para penghafal hadits) dan imam-imam terkemuka. Meskipun hanya sebagian kecil dari seluruh ulama yang telah menulis tentang tema ini, sesungguhnya itu cukup menjadi petunjuk bagi akal pikiran umat Islam akan keutamaan dan kemuliaan Maulid Nabi.
Inilah nama-nama yang disebutkan oleh Sayyid Muhammad Al-Maliki dalam kitabnya itu:
1. Al-Imam Al-Muhaddits Al-Hafizh Abdurrahman bin Ali, yang terkenal dengan sebutan Abu Al-Faraj Ibnul Jauzi (wafat tahun 597 H), dengan kitab Maulidnya yang masyhur yang dinamakan Al-`Arus. Kitab ini telah dicetak di Mesir berulang kali.
2. Al-Imam Al-Muhaddits Al-Musnid Al-Hafizh Abu Al-Khaththab Umar bin Ali bin Muhammad, yang terkenal dengan sebutan Ibn Dahyah Al-Kalbi (wafat tahun 633 H). Beliau mengarang satu kitab Maulid dengan tahqiq (editan) yang amat berfaedah, yang dinamakan At-Tanwir Fi Maulid Al-Basyir an-Nadzir.
3. Al-Imam Syaikh Al-Qurra’ wa Imam Al-Qiraat, Al-Hafizh Al-Muhaddits Al-Musnid Al-Jami` Abul-Khair Syamsuddin Muhammad bin Abdullah Al-Juzuri Asy-Syafi`i (w. tahun 660 H). Kitab Maulidnya dalam bentuk manuskrip berjudul Urf At-Ta`rif bi Al-Maulid Asy-Syarif.
4. Al-Imam Al-Mufti Al-Muarrikh Al-Muhaddits Al-Hafizh `Imaduddin Ismail bin Umar bin Katsir, penyusun tafsir dan kitab sejarah yang terkenal (w. tahun 774 H). Ibn Katsir telah menyusun satu kitab Maulid Nabi yang telah diterbitkan dan ditahqiq oleh Dr. Shalahuddin Al-Munjid. Kemudian kitab Maulid ini disyarah oleh Al-`Allamah Al-Faqih As-Sayyid Muhammad bin Salim bin Hafidz, mufti Tarim, dan diberi syarah pula oleh Al-Muhaddits As-Sayyid Muhammad bin Alwi Al-Maliki, dan telah diterbitkan di Siria pada tahun 1387 H.
5. Al-Imam Al-Kabir wa Al-Alim Asy-Syahir, Hafizh Al-Islam wa `Umdah Al-Anam, wa Marja` Al-Muhadditsin Al-A`lam, Al-Hafizh Abdul Rahim bin Husain bin Abdul Rahman Al-Mishri, yang terkenal dengan Al-Hafizh Al-`Iraqi (725-808 H). Maulidnya yang mulia dinamakan Al-Maurid Al-Hana dan telah disebutkan oleh banyak hafizh seperti Ibn Fahd dan As-Suyuthi.
6. Al-Imam Al-Muhaddits Al-Hafizh Muhammad bin Abi Bakr bin Abdillah Al-Qisi Ad-Dimasyqi Asy-Syafie, yang terkenal dengan sebutan Al-Hafizh bin Nashiruddin Ad-Dimasyqi (777-842 H). Beliau adalah ulama yang terkenal dalam membela Ibn Taymiyah, bahkan menulis kitab dalam menjawab berbagai tuduhan atas Ibn Taimiyah. Beliau telah menulis beberapa kitab Maulid, di antaranya Jami` Al-Atsar fi Maulid An-Nabiy Al-Mukhtar dalam 3 Jilid, Al-Lafzh Ar-Raiq fi Maulid Khair Al-Khalaiq berbentuk ringkasan, .Maurid Ash-Shadiy fi Maulid Al-Hadi.
7. Al-Imam Al-Muarrikh Al-Kabir wa Al-Hafizh Asy-Syahir Muhammad bin Abdul Rahman Al-Qahiri, yang terkenal dengan sebutan Al-Hafizh As-Sakhawi (831-902 H), yang mengarang kitab Adh-Dhau` Al-Lami` dan kitab-kitab lain. Kitab Maulid yang disusunnya adalah Al-Fakhr Al-`Alawi fi Al-Maulid An-Nabawi. Itu beliau sebutkan dalam kitabnya yang lain, Adh-Dhau` Al-Lami` (Juz 8, hlm. 18).
8. Al-Allamah Al-Faqih As-Sayyid Ali Zainal Abidin As-Samhudi Al-Hasani, pakar sejarah dari Madinah Al-Munawarrah (w. tahun 911 H). Kitab Maulidnya yang ringkas dinamakan Al-Mawarid Al-Haniyyah fi Maulid Khair Al-Bariyyah. Kitab ini ditulis dengan khat nasakh (salah satu gaya tulisan Arab) yang cantik dan bisa didapat di perpustakaan-perpustakaan di Madinah, Mesir, dan Turki.
9. Al-Hafizh Wajihuddin Abdur-Rahman bin Ali bin Muhammad Asy-Syaibani Al-Yamani Az-Zabidi Asy-Syafi`i, yang terkenal dengan sebutan Ibn Diba`iy. Beliau, yang lahir pada bulan Muharram 866 H dan meninggal dunia pada hari Jum`at 12 Rajab 944 H, adalah salah seorang imam di zamannya dan termasuk ulama puncak di kalangan ahli hadits. Beliau telah membaca Shahih Al-Bukhari lebih dari seratus kali, dan pernah membacanya sekali dalam waktu enam hari. Beliau telah menyusun Maulid yang amat termasyhur dan dibaca di seluruh dunia, yakni Maulid Ad-Diba`iy. Maulid ini juga telah ditahqiq dan diberi syarah oleh Al-Muhaddits As-Sayyid Muhammad bin `Alwi Al-Maliki.
10. Al-`Allamah Al-Faqih Al-Hujjah Syihabuddin Ahmad bin Hajar Al-Haitami (w. th 974H). Beliau adalah mufti Mazhab Syafi`i di Makkah Al-Mukarramah. Beliau telah mengarang kitab Maulid yang sederhana (71 pasal) dengan tulisan khat nasakh yang jelas, bisa didapat di Mesir dan Turki. Beliau memberinya judul Itmam An-Ni`mah `Ala Al-`Alam bi Maulid Sayyidi Waladi Adam. Selain itu beliau juga menulis lagi satu kitab Maulid yang ringkas yang telah diterbitkan di Mesir dengan nama An-Ni`mah Al-Kubra `Ala Al-`Alam fi Maulid Sayyidi Waladi Adam. Asy-Syaikh Ibrahim Al-Bajuri telah mensyarahnya dan dinamakan Tuhfah Al-Basyar `Ala Maulid Ibn Hajar.
11. Al-`Allamah Al-Faqih Asy-Syaikh Muhammad bin Ahmad Asy-Syarbini Al-Khatib (w. tahun 977 H). Kitab Maulidnya dalam bentuk manuskrip sebanyak 50 halaman dengan tulisan yang kecil tetapi tetap dapat dibaca.
12. Al-`Allamah Al-Muhaddits Al-Musnid Al-Faqih Asy-Syaikh Nuruddin Ali bin Sultan Al-Harawi, yang terkenal dengan sebutan Al-Mula Ali Al-Qari (w. tahun 1014 H), yang mensyarah kitab Al-Misykat. Beliau telah mengarang kitab Maulid dengan judul Al-Maulid Ar-Rawi fi Al-Maulid An-Nabawi. Kitab ini juga telah ditahqiq dan diberi syarah oleh Al-Muhaddits As-Sayyid Muhammad bin `Alwi Al-Maliki dan dicetak di Mathba`ah As-Sa`adah Mesir tahun 1400 H/1980 M.
13. Al-`Allamah Al-Muhaddits Al-Musnid As-Sayyid Ja`far bin Hasan bin Abdul Karim Al-Barzanji, mufti Madzhab Syafi`i di Madinah Al-Munawarah. Ada perbedaan mengenai tahun wafatnya, 1177 H atau 1184 H. Beliau adalah penyusun Maulid yang sangat termasyhur, yakni Maulid Al-Barzanji. Sebagian ulama menyatakan judul sebenarnya kitab ini ialah `Iqd Al-Jauhar fi Maulid an-Nabiy Al-Azhar. Ini merupakan Maulid yang paling luas tersebar di negara-negara Arab dan negeri-negeri muslim lainnya, di timur dan barat. Malah dihafal dan dibaca oleh orang Arab dan `Ajam pada pertemuan-pertemuan mereka.
14. Al-‘Allamah Abu Al-Barakat Ahmad bin Muhammad bin Ahmad Al-`Adawi, yang terkenal dengan sebutan Ad-Dardir (w. tahun 1201 H). Kitab Maulidnya yang ringkas telah dicetak di Mesir dan terdapat syarah yang luas terhadapnya oleh Syaikul Islam di Mesir, Al-Allamah Asy-Syaikh Ibrahim bin Muhammad bin Ahmad Al-Baijuri atau Al-Bajuri (w. tahun 1277 H).
15. Al-`Allamah Asy-Syaikh Abdul Hadi Naja Al-Abyari Al-Mishri (w. tahun 1305 H). Beliau mengarang kitab Maulid yang rigkas, masih dalam bentuk manuskrip.
16. Al-Imam Al-`Arif Billah Al-Muhaddits Al-Musnid As-Sayyid Asy-Syarif Muhammad bin Ja`far Al-Kattani Al-Hasani (w. tahun 1345H). Kitab Maulidnya, berjudul Al-Yumn wa Al-Is`ad bi Maulid Khair Al-`Ibad dalam 60 halaman, telah diterbitkan di Maghribi pada tahun 1345 H.
17. Al-`Allamah Al-Muhaqqiq Asy-Syaikh Yusuf An-Nabhani (w. tahun 1350 H). Kitab Maulidnya dalam bentuk susunan bait dinamakan Jawahir An-Nazhm Al-Badi` fi Maulid Asy-Syafi`, diterbitkan di Beirut berulang kali.
Di samping nama-nama ulama di atas, seorang ulama besar, yaitu Al-Imam Al-Allamah Al-Habib Ali bin Muhammad Al-Habsyi, juga menyusun sebuah kitab Maulid yang berjudul Simthud Durar. Saat ini kitab Maulid tersebut sangat populer di tengah-tengah masyarakat Islam Indonesia pada umumnya di samping kitab Maulid al-Barzanji, yang memang jauh lebih dulu tersebar di pelosok Nusantara.