Hikmah Alawiyah
Image default
Kolom Mahya

Memahami Datangnya Bencana Alam

Oleh: M.Quraish Shihab

Apakah bencana alam itu merupakan kehendak Tuhan? Kalau demikian, di mana rahmat kasih sayangnya? Ataukah bencana itu di luar kehendak-Nya? Kalau begitu, adakah yang terjadi di luar kehendaknya?

Ada yang berkata bahwa gempa bumi itu merupakan peristiwa alam dan tidak ada campur tangan Tuhan sedikit pun. Keterlibatan Tuhan, menurut pendapat mereka, telah selesai dengan selesainya penciptaan alam. Ada juga yang memahaminya sebagai kehendak Tuhan semata, tidak ada keterlibatan siapa pun seakan-akan tidak ada sistem yang diciptakan Allah bagi tata kerja alam raya ini. Ada juga yang mengakui bahwa gempa adalah peristiwa alam, tetapi ada keterlibatan Tuhan dalam rangka rahmat dan pemeliharaan-Nya terhadap alam ini. Yang Mahakuasa menghendaki sesuatu di balik peristiwa itu, di samping keterlibatan manusia dengan sikap atau ulahnya.

Memang, gempa tidak terjadi begitu saja. Tuhan tidaklah sewenang-wenang memerintahkan bumi berguncang atau laut menerjang sehingga terjadi bencana. Sebelumnya ada hukum-hukum yang ditetapkan-Nya menyangkut sistem kerja alam raya. Inilah hukum-hukum alam.

Tidak sepotong ayat pun yang mengisyaratkan bahwa bumi berguncang dengan sendirinya. Tetapi ia “diguncangkan”, maka terjadilah gempa. Hanya saja, ketika Al-Quran berbicara tentang pelaku guncangan itu, seringkali digunakan bentuk pasif; tidak dijelaskan siapa pelakunya. Sedangkan dalam sekian ayat yang berbicara tentang terjadinya gempa secara faktual, Al-Quran menggunakan kata “Kami”. Redaksi ini—bila merujuk kepada Allah—maka ia, antara lain, untuk mengisyaratkan bahwa ada keterlibatan selain Allah pada peristiwa itu. Boleh jadi manusia itu sendiri, atau paling tidak hukum-hukum alam yang telah ditetapkan-Nya.

Boleh jadi manusia—karena kedurhakaannya—menjadi penyebab dan korbannya sekaligus, sebagaimana kisah Qarun yang diuraikan dalam Al-Quran. Qarun adalah orang yang melimpah ruah kekayaannya, tapi tidak memiliki rasa kesetiakawanan sosial, bahkan enggan mengakui bahwa kekayaan yang diperolehnya adalah berkat anugerah Ilahi. Gempa yang merenggut nyawa dan seluruh hartanya adalah sanksi baginya dan pelajaran bagi yang lain.

Boleh jadi juga korban tidak berdosa, tetapi melalui mereka Allah memperingatkan kepada yang lain sambil membuktikan Kekuasaan dan Keesaan-Nya.

Keserasian alam raya adalah salah satu bukti Keesaan-Nya. Ada manusia yang menjadikan keserasian itu sebagai bukti kekuatan nature (alam) dan ketiadaan Tuhan. Allah membuktikan kepada mereka kehadiran-Nya, melalui guncangan-guncangan yang terjadi.

Anda jangan mengira mereka disia-siakan Tuhan, justru sebaliknya mereka ditempatkan di tempat yang amat terhormat, Itu sebabnya agama menamai juga para korban tersebut sebagai syuhada’[]

*Sumber: M. Quraish Shihab, Lentera Hati: Kisah dan Hikmah Kehidupan, halaman 322-324.

http://tempatbagibagi.blogspot.com/2011/02/kumpulan-artikel-lepas-quraish-shihab.html
Foto: pikiran-rakyat.com