Hikmah Alawiyah
Image default
Kolom Mahya

Shalawat Sebagai Penolak Bala’

Shalawat merupakan bentuk jamak dari kata shalat yang memiliki arti doa atau seruan kepada Allah SWT. Berbeda dengan ibadah atau ragam doa lainnya, shalawat kepada Nabi Muhammad SAW memiliki keistimewaan tersendiri. Sebab shalawat ini, pertama kali dilakukan Allah SWT, lalu para malaikat dan hamba-hamba-Nya.

Seperti dalam ayat Al-Quran:

إِنَّ اللّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا

“Sesungguhnya Allah dan Malaikat-Malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kalian untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.” (Q.S. Al-Ahzab: 56)

Sebagai sebuah doa, shalawat juga mampu mengangkat bala’ musibah, termasuk wabah virus corona yang sedang melanda dunia saat ini. Maka dengan memperbanyak shalawat, semoga segala macam penyakit, temasuk Covid-19 diangkat Allah SWT.

Seperti dalam sebuah hadits disebutkan: Dari Ubay bin Ka’ab Radhiyallahu ‘Anhu- berkata:

يَا رَسُولَ اللّهِ إِنِّي أُكْثِرُ الصَّلَاةَ عَلَيْكَ فَكَمْ أَجْعَلُ لَكَ مِنْ صَلَاتِي؟ فَقَالَ: مَا شِئْتَ. قَالَ قُلْتُ الرُّبُعَ؟ قَالَ: مَا شِئْتَ فَإِنْ زِدْتَ فَهُوَ خَيْرٌ لَكَ. قُلْتُ النِّصْفَ؟ قَالَ: مَا شِئْتَ فَإِنْ زِدْتَ فَهُوَ خَيْرٌ لَكَ . قَالَ قُلْتُ فَالثُّلُثَيْنِ؟ قَالَ: مَا شِئْتَ فَإِنْ زِدْتَ فَهُوَ خَيْرٌ لَكَ . قُلْتُ أَجْعَلُ لَكَ صَلَاتِي كُلَّهَا؟ قَالَ : إِذًا تُكْفَى هَمُّكَ وَيُغْفَرُ لَكَ ذَنْبُكَ

“Saya berkata, “Wahai Rasulullah, sungguh saya telah memperbanyak bershalawat kepadamu, lalu seberapa banyak saya jadikan shalawat saya kepadamu di dalam doa saya?” Beliau menjawab, “Silakan saja.” Ia berkata, “Seperempat?” Beliau menjawab, “Silakan saja, dan jika kamu tambah, maka akan lebih baik.” Saya berkata, “Setengahnya?” Beliau menjawab, “Silakan saja, dan jika kamu tambah, maka akan lebih baik bagimu.” Saya berkata, “Dua Pertiga?” Beliau menjawab, “Silakan saja, dan jika kamu tambah, maka akan lebih baik.” Saya berkata, “Akan saya tujukan shalawatku kepadamu pada semua waktu.” Beliau menjawab, “Kalau begitu, maka akan dicukupkan semua keinginanmu, dan dosamu akan diampuni.” (HR. At-Tirmidzi No. 2457)

Meski demikian bukan berarti kita tak melakukan ikhtiar untuk menghindari wabah seperti yang disarankan oleh para petugas medis. Setelah semua saran paramedis dijalankan, ditambah dengan memperbanyak shalawat, maka insya Allah pertolongan Allah akan datang dan mengangkat wabah ini.

Sisi lain dari wabah ini, perlu kita lihat sebagai sebuah peringatan dari Allah SWT agar manusia kembali kepada-Nya. Selain itu, wabah yang datang ini juga mesti kita lihat sebagai cara Allah untuk mengampuni dosa-dosa kita dan menaikkan derajat sebagai manusia, bila kita sabar menghadapinya.

Hal ini seperti yang diceritakan Allah SWT dalam Al-Quran. Ketika itu ada beberapa orang diberi peringatan, namun mereka mengabaikannya, hingga bencana menimpa. Maka kita harus mengambil pelajaran dari cerita dalam Al-Quran itu bila tak menghiraukan dan menaati peringatan-Nya.

Disadur dari :
Kajian Rutin “Spesial Maulid Malam Jum’at”
Tema: “Menyikapi Musibah dengan Bertaubat dan Berbagi”

Taushiyah oleh: Al-Habib Muhammad bin Husein bin Syekh Abu Bakar bin Salim
(Ulama dari Tarim, Hadhramaut, Yaman)

Diterjemahkan oleh: K.H. Ruhuddin
(Dewan Guru Yayasan Al-Fachriyah)

*Sumber gambar : www.romadecade.org