Hikmah Alawiyah
Image default
Kolom Mahya

Pembeda Satu Manusia dengan Manusia Lain adalah Taqwa

Tak perlu menggunakan metode ilmiah yang rumit untuk melihat setiap manusia yang diciptakan Allah SWT berbeda satu sama lain. Ada yang berkecukupan harta dan ada yang tidak. Ada yang berpostur tinggi dan ada pula yang pendek. Ada yang memiliki wajah rupawan dan ada juga yang berwajah pas-pasan. Serta ada laki-laki dan perempuan.

Semua itu menjadi pembanding dan pembeda antara satu manusia dengan manusia lain. Selama di dunia materi perbadingan itu sangat berpengaruh, namun sayangnya tidak di bagi Allah SWT. Bagi Allah SWT perbandingan atau pembeda antara satu manusia dengan manusia lainnya adalah taqwa.

Sehingga tidak ada yang lebih mulia antara satu dengan yang lain, sebab yang membuat mulia bukan kesukuannya, tapi ketaqwaannya.

Seperti firman Allah dalam Al-Qur’an:

يَاأَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُمْ مِنْ ذَكَرٍ وَأُنْثَىٰ وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللّهِ أَتْقَاكُمْ إِنَّ اللّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ

“Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling taqwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.”  (Q.S. Al-Hujurat: 13)

Taqwa sendiri secara sederhana dapat dipahami sebagai menjauhi semua larangan Allah SWT dan melaksanakan semua perintah-Nya. Sedang segala hal di dunia materi menjadi perantara untuk mencapai tingkat ketaqwaan.

Allah SWT sebelum menciptakan manusia di bumi telah menciptakan arwah manusia lebih dulu. Di alam arwah itu, satu manusia dengan manusia lain dipertemukan. Dan apabila seseorang dipertemukan, serta berkumpul di alam arwah, maka dia akan dipersatukan di alam dunia. Jadi meski berbeda suku, ras, golongan, bentuk tubuh, dan lain hal di dunia materi, Allah telah menyatukan kita di alam arwah.

Seperti sabda Rasulullah SAW:

اِرْحَمُوْا مَنْ فِى الأَرْضِ يَرحَمْكُمْ مَنْ فِى السَّمَاءِ

“Sayangilah yang di bumi, niscaya yang di langit akan menyayangimu.”
(HR. Abu Daud No. 4941 dan At-Tirmidzi No. 1925)

Maka, barang siapa di alam arwah saling mengenal, maka di alam dunia akan berkumpul. Dan, barang siapa ketika di alam arwah bertentangan, maka di alam dunia juga akan bertentangan.

Salah satu jalan untuk menuju ketaqwaan adalah dengan berkumpul di majelis ilmu dan dzikir. Selain mengantarkan kepada ketaqwaan, majelis ilmu dan dzikir juga akan menghindarkan mereka yang ada di dalamnya dari musibah. Sebab ketika Allah SWT akan menurunkan bala’ dan didapati orang-orang yang duduk di majelis ilmu dan dzikir, maka bala’ akan disingkikan karena orang-orang itu.

*Saduran dari:
Kajian Rutin ‘Spesial Maulid Malam Jum’at’

Tema : “Menyikapi Musibah dengan Bertaubat dan Berbagi”

Taushiyah oleh : Syekh Dr. Yasir Asy-Syuhairi
(‘Ulama dari Tarim Hadhramaut, Yaman)

Diterjemahkan oleh : Ustadz Khodir Ridwan
(Dewan Guru Yayasan Al-Fachriyah)