Diakui ataupun tidak, kematian menjadi momok utama bagi manusia, meski Allah SWT telah mencatat kematian kita. Allah SWT telah mengingatkan kita tentang kematian, bahwa kematian lebih dekat kepada kita daripada sandal kita.
Padahal rasa takut terbesar seorang hamba yang harus ditanamkan kepada dirinya adalah takut kepada Allah SWT. Orang yang rasa takut terbesarnya hanya kepada Allah SWT, maka orang itu akan dijaga. Sementara orang yang kurang iman dan kurang rasa takutnya kepada Allah SWT, maka dia akan mendapat ujian.
Tentang rasa takut, disebutkan dan dibuktikan dalam ilmu kedokteran bahwa ketakutan mempengaruhi manusia.
Ada dua hal yang bisa menyebabkan manusia mati:
1. Rasa takut yang berlebihan.
2. Rasa gembira yang berlebihan.
Dikisahkan, ada seorang saleh bermimpi melihat wabah dalam bentuk manusia. Kemudian orang saleh bertanya kepada wabah. “Kenapa kamu takuti setiap manusia, apakah kamu tidak takut kepada Allah SWT?”
Wabah menjawab, “Saya hanya bunuh setengahnya. Lalu yang setengahnya mati karena ketakutan.”
Sedang, terkait kematian, Allah SWT sudah mengingatkannya. Hari demi hari kita terus diingatkan namun sering kali kita lupa. Sehingga ketika datang bala seperti virus Corona, kita takut akan kematian.
Padahal, umur kita tak akan berkurang takarannya dan kita akan mati juga, baik karena penyakit ataupun bukan. Bayangkan, berapa banyak orang yang terlihat sehat yang kemudian meninggal.
Manusia tak ada yang tahu kapan akan mati. Karena itu, jalan terbaik adalah mempersiapkan diri bila sewaktu-waktu kematian itu datang tiba-tiba. Pada saat itu tujuan kita hanya satu, yaitu bagaimana kematian kita mendapat ridha Allah SWT. Nah, ketakutan kita harusnya ditempatkan bila kematian kita tak mendapat ridha Allah SWT. Pada saat itulah kita harus takut.
Guna menghindari kematian akibat wabah, maka arahan pemerintah dan petugas kesehatan dalam menghadapi pandemi corona ini sangat baik dan mesti kita patuhi. Namun, yang perlu kita pahami, Covid-19 itu hanya sebab.
Kita takut akan sebab atau takut kepada Allah SWT?
Selain mematuhi arahan petugas kesehatan untuk menghadapi Covid-19, kita juga harus mengembalikan segalanya kepada Allah SWT dan Dia nanti yang akan membereskan semuanya. Sebab kita juga tak tahu hikmah apa yang ada di balik bala ini.
Kematian pasti akan datang kepada mereka yang hidup, meski kita tak tahu entah kapan datangnya. Maka sebaiknya kita menyibukkan diri dan berpasrah kepada Allah SWT. Sebagai hamba kita hanya bisa mengikuti kehendak-Nya, namun kita juga diwajibkan memohon kepada Allah SWT dalam setiap sujud-sujud kita, demi kemaslahatan manusia.
Di saat wabah seperti saat ini, penting untuk berpikir positif sebab siapa yang berpikir positif nanti akan mendapatkan hal yang positif juga.
Disadur dari:
Ikhtisa Kajian Rutin ‘Spesial Maulid Malam Jum’at’
Tema : “Menyikapi Musibah dengan Bertaubat dan Berbagi”
Taushiyah oleh: Al-Habib Alwi bin Abdullah Al-Aydrus
(ulama dari Tarim, Hadhramaut, Yaman)
Diterjemahkan oleh: Al-Habib Alwi bin Ahmad Bin Syahab, S.T.
(Pimpinan Yayasan Al-Fathimiyyah)
*Foto : Liputan6