Hikmah Alawiyah
Image default
Tinjauan Pustaka

Ketenangan Dunia adalah Milik Orang-Orang Bodoh

Setiap orang mendambakan ketenangan dalam kehidupan mereka. Ketenangan itu sendiri bisa dimaksudkan banyak hal, seperti terhindar dari hingar bingar suara kendaraan, terhindar dari riuh suara orang-orang. Ketenangan kerap diartikan sebagai kondisi sunyi. Sehingga, banyak orang-orang mampu yang memiliki villa atau tempat untuk menenangkan diri di bukit-bukit atau pegunungan yang sunyi. Villa-villa yang dibangun dengan biaya tak murah mereka gunakan untuk menangkan diri.

Ketenangan seperti menjauh dari pusat-pusat keramaian adalah ketenangan yang semu dan sesaat. Padahal meskipun menjauh dan mencari tempat yang sepi belum tentu dapat meraih ketenangan yang didambakan.

Berbeda bagi seorang mukmin. Baginya, tak ada ketenangan di dunia ini. Meskipun di dunia ini ada ketenangan pastilah dibarengi dengan kelalaiannya kepada Allah SWT. Sehingga seorang mukmin dalam hati dan pikirannya akan dipenuhi dengan pikiran bagaimana cara menghindari kelalaian itu.

Maka hanya orang-orang bodoh dan tak berakal saja yang akan merasa tenang di dunia ini. Bagi seorang mukmin, ia akan larut dalam jalan-jalan Ilahi yang ditempuhnya. Hari-harinya akan dipenuhi dengan perbuatan-perbuatan seorang hamba Allah yang sebenar-benarnya dan akan terus berusaha menjadi hamba Allah yang sejati. Sehingga, selama hidupnya di dunia dia tak akan tenang.

Al-Mutanabbi dalam gubahan syairnya mengatakan:

“Kehidupan serasa enak bagi orang-orang yang bodoh atau lalai. Atas apa yang telah lalu dan akan datang.
Yang menyalahi dirinya dalam menilai sesuatu kenyataan dengan tamak dan memaksakan diri mencari sesuatu yang mustahil.

Dalam bait syair lainnya al-Mutanabbi mengatakan:

“Orang berakal merasa tidak tenang dalam kenikmatan. Sementara orang yang bodoh meskipun dalam kebinasaan, namun ia merasa nyaman.”

Kenikmatan yang dimaksud adalah kenikmatan berada di jalan Allah selama ada di dunia. Meskipun berada di jalan Allah adalah sebuah kenikmatan, namun bagi orang-orang berakal mereka tetap merasa tak tenang. Karena selama di dunia ini kelalaian selalu mengintai dan dapat menyergap kapan saja.

Sementara bagi orang-orang yang bodoh meski hidup mereka berada dalam kebinasaan, yaitu jauh dari jalan Allah, tapi mereka tetap merasa nyaman. Bahkan mereka berpesta dalam kebinasaannya itu, namun karena kebodohannya mereka tak pernah menyadari kebinasaan yang dialaminya.

Wallahu a’lam.

*Sumber: Buku “Petuah Bijak Sang Imam”.