Hikmah Alawiyah
Image default
Kolom Mahya

Puasa Arafah

Oleh: Habib Ahmad bin Novel bin Jindan

Para ulama mengatakan dan mengajarkan keutaaman berpuasa pada awal bulan, tanggal 1 sampai 9 Dzulhijjah karena pahala yang besar, atau minimal pada tanggal 9 Dzulhijjah. Bulan Dzul Hijjah adalah salah satu dari bulan-bulan Al hurum, dan di bulan-bulan Al Hurum disunnahkan untuk berpuasa. Di dalam hadits yang diriwayatkan oleh Al Imam Abu Dawud:

Dari Mujibah Al Bahilyah dari ayahnya atau pamannya, bahwasanya dia mendatangi Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa aalihi wa shohbihi wa sallam kemudian dia pergi. Maka dia datang kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa aalihi wa shohbihi wa sallam satu tahun kemudian sedang keadaannya telah berubah, maka dia berkata: “Wahai Rasulullah, apakah engkau mengenalku?” “Siapa kamu?” tanya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa aalihi wa shohbihi wa sallam. dia menjawab: “Aku adalah Al Bahili yang mendatangimu tahun lalu”. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa aalihi wa shohbihi wa sallam bertanya: “Lantas apa yang membuat fisikmu berubah?”. Al Bahili menjawab: “Aku tidak memakan makanan sejak berpisah denganmu kecuali di malam hari”. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa aalihi wa shohbihi wa sallam berkata: “Engkau telah menyiksa dirimu sendiri. Berpuasalah di bulan kesabaran (Ramadhan) dan sehari setiap bulan”. Al Bahili berkata: “Tambahkan lagi untukku”. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa aalihi wa shohbihi wa sallam menambahan: “Berpuasalah di bulan Al Hurum dan tinggalkan, Berpuasalah di bulan Al Hurum dan tinggalkan, Berpuasalah di bulan Al Hurum dan tinggalkan.” Beliau isyaratkan dengan jari tangannya yang digenggamkan kemudian diulurkan tiga kali.

Di dalam hadits yang lain yang diriwayatkan oleh Al Baihaqi dari Ibnu Abbas Radhiyallahu ‘Anhuma berkata Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa aalihi wa shohbihiwa sallam:

“Tidak ada hari yang lebih afdhol di sisi Allah dan tidak hari dimana amal ibadah disukai oleh Allah untuk dilakukan di hari tersebut sebagaimana hari-hari sepuluh ini (bulan Dzul Hijjah). Maka itu perbanyaklah oleh kalian dari tahlil, takbir dan dzikir kepada Allah karena hari-hari sepuluh tersebut adalah hari-hari tahlil, takbir dan dzikir kepada Allah dan sesungguhnya puasa satu hari darinya menyamai satu tahun dan amal ibadah dilipat gandakan menjadi tujuh ratus kali lipat”

Sebagaimana di hari Arafah disunnahkan pula untuk berpuasa. Dalam sebuah hadits shohih yang diriwayatkan oleh Al Imam Muslim:

Dari Qotadah Radhiyallahu ‘anhu berkata bahwa Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam ditanya oleh para sahabatnya tentang puasa di hari Arafah, maka beliau mengatakan bahwasanya puasa di hari Arafah (atau ditanggal 9 bulan Dzulhijah) itu mengampuni dosa dua tahun, tahun yang lalu dan tahun berikutnya.

Jika puasa di hari Asyura mengampuni dosa satu tahun, maka puasa dihari Arafah mengampuni dosa dua tahun ; dosa yang terdahulu satu tahun dan dosa satu tahun yang akan datang. Ulama mengatakan di dalam hadits ini terdapat kabar gembira dari Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam. Pertama, kabar gembira bagi orang yang berpuasa ditanggal sembilan adalah pengampunan dosanya untuk dua tahun yakni tahun yang lalu dan tahun yang akan datang. Kedua, selain diampuni dosanya selama dua tahun, hamba tersebut akan panjang umur dan bertemu hari Arafah tahun depan, karena pengampunan tersebut tentunya akan diberikan kepada orang yang masih hidup. Hadist ini memberikan gembira bagi yang berpuasa bahwasanya hamba tersebut akan panjang umur sampai menjumpai hari Arafah tahun berikutnya. Oleh karenanya sangat dianjurkan berpuasa untuk mendapat pengampunan Allah dan umur panjang dari Allah Subhanahu Wa Ta’ala di tanggal tersebut.