Hikmah Alawiyah
Image default
Kolom Tamu

Pentingnya Kecerdasan untuk Membangun Peradaban

Oleh Sayyid Muhammad Yusuf Aidid, S.Pd, M.Si
(Dosen Agama Islam Universitas Indonesia dan Politeknik Negeri Jakarta)

Manusia merupakan makhluk sempurna yang diciptakan Allah Swt. Kesempurnaan tersebut meliputi akal dan pikiran untuk membangun sebuah peradaban. Namun peradaban tersebut membutuhkan manusia yang mampu mengintegrasikan antara akal, agama, dan akhlak. Sebagaimana hal ini diungkap oleh Umar bin Khaththab RA bahwa dasar seseorang ada pada akalnya, perbuatannya ada pada agamanya, dan harga dirinya terletak pada akhlaknya (Imam al-Mawardi: 1992: 9).

Dalam realitas yang berkembang di masyarakat, kecerdasan akal masih menjadi barometer untuk sebuah keberhasilan dan kesuksesan. Akan tetapi kecerdasan akal belum tentu menjamin seseorang berbuat dan bertindak secara cerdas pula. Bisa kita lihat banyak manusia yang cerdas secara lahirnya akan tetapi ia melakukan tindak kriminal. Kondisi yang demikian akan berdampak bagi kemunduran peradaban di zaman sekarang.

Tantangan zaman modern adalah mengharmonisaskan antara kecerdasan akal dan kecerdasan spiritual. Penyelarasan tersebut di antaranya dengan cara menyeimbangkan pengetahuan umum dan pemahaman agama yang holistik. Sehingga, akal dan emosi akan sejalan dalam membangun karakter positif. Sebagaimana pernyataan Imam al-Mawardi, “Ketahuilah bahwasannya melalui kecerdasan (kecerdasan akal dan kecerdasan spiritual) akan diketahui kebenaran-kebenaran perkara, dan dengannya pula akan terpisahkan kebaikan-kebaikan dan keburukan-keburukan.” (Imam al-Mawardi:1992:9).

Maka untuk sampai kepada kedua kecerdasan tersebut seseorang membutuhkan dua ilmu. Dua ilmu itu ialah ilmu akhirat dan ilmu dunia. Ilmu-ilmu akhirat yang berkaitan dengan ilmu-ilmu agama. Ilmu dunia berkaitan dengan ilmu-ilmu yang berkembang untuk mashlahat di dunia. Adapun seseorang belajar ilmu agama itu wajib dan menuntut ilmu dunia itu fardhu kifayah (Imam Ghazali:1996:5).

Dalam hadits dikatakan, “Pemahaman terhadap agama itu wajib pada setiap muslim, ketahuilah oleh kalian, pelajarilah, ajarilah, pahamilah, dan jangan kalian mati dalam keadaan bodoh.” Hadits tersebut menunjukkan betapa penting ilmu agama bagi diri umat muslim. Sebab ilmu tersebut yang menjadikan seseorang menyadari bahwa hidup di dunia ada batasannya. Batasan tersebut yaitu aturan-aturan Allah yang tidak boleh dilanggar.

Imam Syafi’i memberikan gambaran tentang pentingnya ilmu agama dan ilmu dunia dengan keutamaan-keutamaan keduanya. Beliau berkata, “Barangsiapa yang mempelajari al-Qur’an maka agung nilainya, barangsiapa yang mempelajari fiqih (hukum agama) maka ia akan mulia keputusannya, barangsiapa yang mempelajari hadits maka kuat pendapatnya, barangsiapa yang belajar matematika maka akan berpikir otaknya, barang siapa yang mempelajari bahasa maka akan baik wataknya, dan barangsiapa yang tidak merendahkan egonya, maka tidak akan bermanfaat ilmunya.” (Imam al-Mawardi: 1992:26).

Maka dari itu, manajemen waktu begitu penting bagi manusia agar dapat membagi waktu untuk mempelajari ilmu-ilmu tersebut. Meskipun Allah menciptakan dua puluh empat jam pada setiap harinya, akan tetapi manusia menyia-nyiakan waktu tersebut dengan hal-hal yang kurang efektif. Jika manusia sudah berbuat demikian maka ia akan cinta dunia. Manusia yang cinta dunia akan berjalan tanpa aturan dan merasa paling benar di antara yang lainnya.

Sayyidina Ali bin Abi Thalib berkata, “Dunia adalah tempat kebenaran bagi siapa yang mengetahui kebenaran tersebut, tempat keberhasilan bagi siapa yang memahami keberhasilan tersebut, tempat harta bagi orang yang ingin melengkapinya.”

Pesan di atas memuat makna bahwa peradaban dunia ada karena seseorang yang mendalami kebenaran. Kebenaran tersebut melalui mempelajari ilmu-ilmu. Ilmu dunia untuk mencari kesuksesan di dunia, sedangkan ilmu agama untuk mencari kebahagiaan ruhani. Perkembangan ilmu-ilmu tersebut akan membentuk generasi madani; generasi yang memiliki ciri kesederajatan, keterbukaan, toleransi, musyawarah, dan menghargai prestasi.

*Sumbe Foto: Ariesandi.com