Tokoh muslim berpengaruh di dunia, Syeikh Abdullah bin Mahfudh ibn Bayyah siang ini menyambangi Majelis Hikmah Alawiyah (MAHYA) di Kalibata, Jakarta. Kedatangan mantan Wakil Presiden dari Presiden Pertama Mauritania, Afrika itu dimaksudkan untuk mempererat tali silaturahmi dan juga mengkampanyekan perdamaian dunia.
Ketua Umum Majelis Hikmah Alawiyah (MAHYA), Al Habib Ahmad bin Novel bin Salim Jindan mengaku sangat terhormat atas kunjungan dari salah satu tokoh besar muslim dunia saat ini.
Menurut Habib Ahmad bin Novel bin Salim Jindan, kedatangan Syeikh Abdullah bin Mahfudh bin Bayyah bermakna penting sebab selain karena ketokohannya, pemikiran-pemikiran tentang Islam yang moderat dan juga visi dalam mengkampanyekan perdamaian dunia memilki kesamaan yang dengan visi Majelis Hikmah Alawiyah.
“Beliau merupakan pelopor perdamain Islam dan dan perdamain dunia. Kami melihat, misi mereka dalam mengkampanyekan perdamaian dunia dengan misi Saadah Bani Alawi yang memiliki nilai-nilai Ilmu, Amal, Khouf (takut), Wara (hat-hati), dan ihklas, kurang lebih sama. Sehingga pertemuan ini menjadi penting untuk kita bersama-sama mewujudkan perdamaian Islam dan perdamain dunia,” ujar Ketua Umum Majelis Hikmah Alawiyah Al Habib Ahmad bin Novel bin Salim Jindan, Kalibata, Jakarta, Minggu (20/10/2019).
Senada dengan Habib Novel Bin Salim Bin Jindan, Pembina MAHYA, Abdillah Toha mengaku sangat tersanjung dengan kedatangan Syeikh Abdullah bin Mahfudh ibn Bayyah dan rombongan. Dia juga meminta doa, agar tempat tersebut bisa menjadi besar dan memberikan bermanfaat yang besar untuk umat.
“Meskipun tempatnya masih sangat kecil, tapi kami punya ambisi besar. Kita ingin agar majelis ini, Perpustakaan dan lembaga penelitiannya ini bisa menjadi salah satu yang terbesar di Indonesia, bahkan bisa didunia,” ujar dia.
Mantan Pendiri Partai Amanah Nasional (PAN) ini juga ingin agar silaturrahmi yang terbangun ini bisa terjalin dengan baik.
“Kami ingin silaturrahmi ini terus terjaga dan bisa saling membantu untuk kedamaian umat di dunia, seperti kita ketahui bahwa leluhur kita yang datang dari hadramaut, Mereka dalam mensiarkan ajaran agam telah mengambil jalan yang paling baik, yakni jalan damai, Islam Wasathaniah, Jalan tengah, Tidak kaku, sehingga pengaruh mereka bisa mencapai 200 juta lebih di indonesia,” kata Abdullah Toha.
Apalagi, lanjut dia, bangsa indonesia, khususnya umat islam saat ini sedang menghadapi cobaan dalam berdakwah.
“Maka cara-cara dakwah dan pemahaman yang benar harus dikembalikan, dengan cara mendidik guru-guru yang tepat dan meneliti dan menghasilkan acuan buku-buku yang tepat,” ujar dia.
Sementara itu, peneliti MAHYA, Dr Haidar Bagir mengatakan bahwa ilmu, pengetahuan dan peradaban yang dimiliki oleh umat islam sejatinya lebih unggul dari bangsa eropa. Namun karena ada beberapa kendala, maka keunggulan-keunggulan tersebut tak diketahui.
“(Maka), Kita akan gali, karena Generasi muda membutuhkan sumber-sumber islami yang canggih,” ujar dia.
Hadir dalam silaturrahmi itu diantaranya, DR. Ali Rasyid Nuami (Chairman of Hedayah) dan DR. Faoruq Hamadah (Penasehat Putra Mahkota Abu dhabi) dan juga Mantan Menko Kesra, Alwi Abdurrahman Shihab.
Untuk diketahui, Syeikh Abdullah bin Mahfudh ibn Bayyah adalah salah seorang ulama terkemuka dunia. Beliau dilahirkan pada tahun 1935 di Mauritania. Beliau berkali-kali masuk dalam jajaran 500 Muslim paling berpengaruh dunia dan dikenal sebagai ulama yang mengkampanyekan perdamaian dunia serta memiliki perhatian yang tinggi terhadap isu-isu terorisme global.
Selain dikenal ulama moderat dengan pemikiran yang dapat diterima oleh banyak kalangan, Syeikh Abdullah bin Mahfudh ibn Bayyah pernah menjabat Wakil Presiden dari Presiden Pertama Mauritania. Beliau juga merupakan anggota dari Dewan Penelitian dan Fatwa Eropa yang berpusat di Dublin, suatu dewan ulama yang mengarah pada usaha menjelaskan hukum-hukum Islam yang sensitif terhadap kehidupan muslim Eropa.
*Sumber: Jurnas.com