Hikmah Alawiyah
Image default
Dakwah Thariqah Alawiyah

AQIDAH DAN THARIQAH SALAF AL ALAWIYYIN (Bag. 1)

AQIDAH DAN THARIQAH SALAF AL ALAWIYYIN

Oleh: Allamah Sayyid Alwi B. Thahir Al Haddad

(Mantan Mufti Kerajaan Johor Malaysia)

Diterbitkan & disebarluaskan oleh MAJeLIS TA’LIM HABIB ABDULLAH AL ATTAS

29 November 1992 M

 

KATA PENGANTAR

Risalah ini adalah cuplikan (fragmen) dari kitab sejarah dan biografi, ditulis oleh seorang ulama besar, mantan Mufti Kerajaan Johor Bharu Malaysia Sayyid Alwi b. Thahir Al-Haddad. Buku ini membahas tentang sejarah, biografi dan prilaku guru beliau Al Habib Al Imam Ahmad bin Hasan Al Attas dengan judul: “Uqud Al-Almas”. Untaian-untaian Intan, Kutipan ini adalah dari jilid I P.65- 75, terbitan tahun : 1368 H/1949 M.

 

Pada masa hidup penulis kira-kira se- belum Perang Dunia ke II rupanya mulai tersebar di tengah-tengah golongan Alawiyin faham Syi’ah Imamiyah, dan rupanya ada di tengah-tengah mereka tokoh yang menuduh bahwa pendahulu-pendahulu Alawiyin (para Salaf) adalah penganut Madzhab Syi’ah Imamiyah.

 

Oleh karena itu, maka penulis di dalam kitabnya itu merasa perlu membahas dengan ágak luas, dasar-dasar Aqidah Alawiyin sejak nenek moyang mereka hingga sekarang, dengan mengemukakan bukti-bukti dan dalil-dalil yang cukup meyakinkan, kemudian beliau menyanggah tuduhan yang keliru bahwa golongan Alawiyin sejak dahulu adalah penganut Madzhab Syinh Imamiyah. Sanggahan ini memang sangat perlu karena ada orang- orang baik dari golongan Alawiyin sendiri maupun dari luar golongan ini telah mem percayai tuduhan itu, terutama mereka yang kurang luas pengetahuannya tentang sejarah Alawiyin.

 

Apa yang pernah terjadi pada masa hidup penulis (Sayid Alwi b. Thahir Al- Haddad) kini berulang lagi, bahkan dengan skala yang lebih luas. Hal itu dise babkan oleh terjadinya revolusi Iran. Revolusi ini telah membuat semua kaum muslimin bangga dan kagum dan ini wajar karena merupakan pertama kali dalam sejarah modern sejak tumbangnya Khali fah Utsmaniyah di Turki gerakan yang berideologi Islam dapat tampil ke permukaan dan berhasil meraih tampuk pimpinan negara. Namun revolusi ini kemudian tampil sebagai revolusi Syi’ah dan digunakan sebagai sarana untuk mempropa gandakan Madzhab ini dengan program Ekspor Revolusi Islam. Dengan demikian maka banyaklah di kalangan angkatan muda, orang-orang yang tidak hanya mengagumi dan terpesona oleh revolusi Iran, melainkan telah mengikuti faham Syiah Imamiyah, me ninggalkan Madzhab yang telah mereka ikuti sejak pendahulu-pendahulunya.

 

Golongan Alawiyin terutama memang sangat mudah untuk dapat dipengaruhi oleh fa- ham ini, sehingga tanpa mempelajari dan mendalami njarán madzhab ini secara se- rius mereka telah hanyut terbawa arus meninggalkan Madzhab dan perilaku Salaf (pendahulu-pendahulu) mereka. Den gan demikian timbullah sempalan baru di tengah umat ini pada umumnya dan di tengah golongan Álawiyin pada khsusnya dan terpisahlah mereka dari “Assawad Al-A’dham”, yaitu mayoritas umat ini, yang dipegang teguh dan sangat dipeli hara oleh salaf (pendahulu) kita agar kita tidak terpisah dari mereka, sebab golongan inilah yang ditentukan sebagai “Al-Fir- qah An-Najiah”, yaitu golongan yang selamat di akhirat, sesuai dengan Hadits Nabi SAW. Dengan timbulnya perpecahan dan selisih faham ini kita umat Islam makin menjadi lemah. Tenaga dan fikiran semestinya kita kerahkan untuk hal-hal positif dalam perjuangan umat ini menghadapi musuh-musuh yang datang dari luar telah menjadi terserak-serak dan tercabik-cabik untuk menghadapi perselisihan intern di antara kita yang sangat me rugikan perjuangan umat ini secara keseluruhan.

 

Maka untuk menyanggah tuduhan bahwa Salaf Alawiyin sebagai panganut Madzhab Syi’ah Imamiyah, perlu rasanya menurut hemat kami untuk menyalin dan menyebarluaskan tulisan seorang tokoh Alawiyin yang sangat ahli baik dalam bidang sejarah maupun dalam semua cabang ilmu agama dan telah diakui keahliannya itu oleh semua fihak, baik dalam ilmu maupun dalam perilaku selama hidup. Semoga Allah menganugerahkan rahmat dan kedudukan tertinggi di sisi-Nya, Amin.

 

Bagian ini disalin dengan harapan seimoga kebenaran-kebenaran yang diuraikan ulama besar lagi terpercaya ini dapat meyakinkan hati dan fikiran orang yang semula merasa ragu, baik dari ka- langan Alawiyin sendiri maupun dari pihak-pihak lain, untuk kemudian kembali bersatu padu mengikuti jejak dan langkah Salaf kita yang benar dan murni itu.

 

“Dan ini adalah jalanku yang lurus maka ikutilah jalan itu dan janganlah mengikuti jalan-jalan yang lain karena ja- lan-jalan itu akan mencerai-bèraikan ka- mu dari jalannya yang demikian diperintahkan kepadamu agar kamu bertaqwa”.

 

Penyalin.

 

AQIDAH DAN THARIQAH SALAF AL ALAWIYIN

Habib Alqutbh Abdullah bin Alwi Al-Haddad, berkata: “Hendaklah Anda membentengi aqidahmu (imanmu), memperbaiki dan melu- ruskannya sesuai dengan jalan yang di- tempuh oleh golongan yang selamat di A- khirat (Al-Firqah An-Najiah). Golongan ini terkenal di kalangan kaum muslimin dengan sebutan golongan “Ahlus Sunah Wal-Jamaah”.

 

Mereka adalah orang- orang yang berpegang teguh dengan cara- cara yang dilakukan oleh Rasul Allah dan Sahabat-sahabatnya. Apabila anda perhatikan dengan fikiran yang sehat dan hati yang bersih nash-nash (teks-teks)

 

Qur’an dan Sunnah yang berhubungan dengan keimanan, kemudian anda pelajari perilaku para Salaf baik Sahabat maupun Tabi’in, maka anda akan tahu dan yakin bahwa kebenaran akan berada di fihak mereka yang terkenal dengan se- butan golongan Al-Asy’ariyah, yaitu peng- ikut Abul Hasan Al-Asy’ari, yang telah menyusun kaidah-kaidah (keyakinan) golongan yang berada di pihak yang benar serta telah meneliti dalil-dalilnya. Itu pulalah akidah yang telah disepakati oleh para Sahabat Nabi serta generasi-generasi berikutnya dari para Tabi’in yang salah dan itu pulalah akidah orang-orang yang mengikuti kebenaran di mana saja dan kapan saja.  Akidah dan keyakinan itu juga dianut oleh semua ulama Tasawuf, seperti diriwayatkan oleh Abul Qasim Al-Qusyairi dalam risalahnya.

 

AlHamdulillah (segala puji bagi Al- lah) yang telah memberi kita taufiq dan menjadikan aqidah ini sebagai aqidah kita dan aqidah saudara-saudara kita semua Al-Alawiyin para Sadah Al-Husainiyin (keturunan Husain bin Ali bin Abi Thalib RA.) serta aqidah datuk-datuk kita sejak Rasul Allah hingga kini. Imam Al-Muhajir kakek para Sadah Alawiyin, yaitu Imam Ahmad bin Isa bin Muhammad bin Ali bin Imam Ja’far Asshadiq setelah memperhatikan munculnya berbagai macam bid’ah dan berkecamuknya berbagai macam fitnah serta perselisihan faham di negeri Irak, beliau lalu berhijrah meninggalkan negeri ini berpindah pindah dari satu negeri ke negeri yang lain, hingga sampai ke Hadramaut di Yaman, kemudian beliau ting- gal di negeri ini sampai wafat.

 

Maka Allah telah memberkahi keturunannya sehingga terkenallah banyak tokoh dari keluarga ini dalam ilmu, ibadah mari’fah dan ke-walian. Mereka tidak mengalami apa yang dialami oleh golongan-golongan Ahlul Bait yang lain dengan mengikuti berbagai bid’ah dan faham yang sesat. Semua itu adalah berkat niat yang suci Imam Al Muhajir yang telah melarikan diri dari fitnah, demi menyelamatkan agama dan aqidahnya Semoga Allah membalas jasa baik Imam ini dengan sebaik-baik balasan atas jasa seorang ayah terhadap anak cucunya, semoga pula Allah mengangkat derajatnya bersama datuk-datuknya yang mulia di Surga Alliyin serta memberi kita taufiq untuk mengikuti jejak dan langkah mereka dalam keadaan sehat wal’afiat, tanpa merubah atau mendapat coba dan fitnah.

 

Sesungguhnya Dialah Tuhan Maha Pengasih. Madzhab Maturidiyah dalam hal ini sama dengan Madzhab Asy’ariyah. Maka setiap orang yang beriman hendaknya membentengi aqidahnya dengan menghafal (mempelajari) salah satu aqidah yang disusun oleh seorang Imam yang telah disepakati keagungannya serta kedalaman ilmunya. Saya rasa orang yang mencari pelajaran aqidah semacam itu tidak akan mendapatkan selengkap dan sejelas aqidah yang disusun oleh Imam Al-Ghazzali R.A.

 

Di samping jauhnya aqidah itu dari hal-hal yang meragukan serta terhindar dari ungkapan-ungkapan yang bisa menimbulkan salah faham. Aqidah ini telah disampaikan pada bagian awal dari kitab “Qawa’id Al Aqo’id” dalam kitab Al-Ihya (Ihya Ulum Addin Imam Al-Ghazzali). Maka hendaklah anda menghafalnya (mempelajarinya). adapun jika anda kurang puas (dengan ki- tab itu) hendaklah anda mempelajari “Ar- risalah Al-Qudsiyah” yang tersurat pada fasal ke tiga dari kitab “Ihya” tersebut. Dalam hal ini, anda hendaknya tidak terlalu berlebihan dalam mempelajari ilmu “Tauhid” serta tidak perlu terlalu banyak memperbincangkannya dengan se- mata mata mencari hakikat (kebenaran) tentang ke-Tuhanan, sebab anda tidak akan memperolehnya melalui ilmu ini.

 

Adapun jika anda ingin mencapai tingkat ma’rifah, hendaknya anda mengikuti tharigah yang ditempuh para salaf (pendahulu) kita, yaitu dengan berpegang teguh pada ketaqwaan baik lahir maupun batin, merenungi dan mentadabburi ayat- ayat Al-Qur’an, hadits-hadits Nabi serta riwayat orang-orang saleh, berfikir ten tang kerajaan langit dan bumi dengan tujuan mengambil pelajaran dari padanya, mendidik akhlaq serta memperhalus budi yang kasar melalui latihan-latihan rohani (riyadhah), membersihkan cermin kalbu dengan banyak berdzikir, berpaling dari soal-soal yang melalaikan dari hal-hal tersebut. Apabila telah menempuh jalan ini, Insya Allah anda akan mencapai tujuan itu serta akan memperoleh apa yang diharapkan.