Hikmah Alawiyah
Image default
Hikmah Kisah Kaum Shalihin Sejarah

Sang Pengawal Hijrah Rasulullah

Pada peristiwa hijrah Rasulullah dari Mekkah ke Madinah, Rasulullah memberikan beberapa tugas kepada para sahabatnya. Tentu para sahabat yang diberikan tugas ini bukanlah sahabat sembarangan dan merupakan orang-orang terpilih. Salah satu sahabat yang mendapat tugas cukup penting yaitu mengawal Rasulullah selama hijrah adalah Abu Bakar.

Seperti umum diketahui, hijrah Rasulullah SAW bukanlah perjalanan tanpa risiko. Sebab pada saat hijrah itu Rasulullah tengah diburu oleh penduduk Mekkah untuk dibunuh. Pada saat kondisi seperti itu, Rasulullah memilih Abu Bakar untuk menemani dirinya yang terancam akan dibunuh.

“Dari penunjukkan itu para ulama berkesimpulan bahwa Rasulullah SAW begitu mencintai Abu Bakar ra,” tulis Habib Ahmad bin Novel Bin Jindan dalam bukunya yang berjudul “Sejarah dan Renungan hijrah Nabi Muhammad”.

Sampai di Gua Tsaur, Abu Bakar masuk lebih dulu dan memeriksa kondisi di dalam gua. Abu Bakar memastikan di dalam gua tak ada hewan buas atau ular berbisa. Setelah dirasa aman, baru Rasulullah SAW dipersilakan masuk.

Selama di dalam Gua, Abu Bakar membagi beberapa tugas kepada anak-anaknya. Abdullah mendapat tugas memantau situasi dan percakapan orang-orang Mekkah yang ingin membunuh Rasulullah. Selanjutnya, tiap malam Abdullah melaporkan hasil pengamatannya ke Abu Bakar dan Rasulullah.

Asma mendapat tugas mengantar makan dan minum setiap sore ke Gua Tsaur. Sementara Amir bin Fuhairah mendapat tugas mengembala kambing pada siang hari dan membawa kambing ke gua itu pada malam hari untuk diperas susunya. Susu itu kemudian digunakan untuk minum Abu Bakar dan Rasulullah SAW.

Aktivitas itu dilakukan selama tiga hari tiga malam Rasulullah dan Abu Bakar berada di dalam Gua. Setelah tiga hari dan kondisi dirasa aman, Rasulullah dan Abu Bakar melanjutkan perjalanan hijrah mereka ke Madinah.

Dari kisah itu tergambar dengan jelas peran penting Abu Bakar dan keluarganya pada peristiwa hijrah Rasulullah SAW. Bagaimana mereka membagi tugas dan menanggung risiko ditangkap dan dihukum oleh orang-orang Quraisy jika ketahuan melindungi Rasulullah SAW. Namun hal itu tetap mereka lakukan sebagai bentuk pengorbanan bagi agama dan Rasulullah.

Pengorbanan Abu Bakar beserta keluarganya sudah sepatutnya menjadi sikap setiap umat Islam sebagai bentuk nyata kecintaan mereka kepada Allah SWT dan Rasul-Nya. Sebab Rasulullah SAW bersabda, “Tidaklah beriman seorang dari kalian sampai diriku lebih ia cintai daripada anaknya, orang tuanya, dan manusia semuanya.” (HR Mutafaq ’alaih)

*Sumber: Buku Sejarah dan Renungan Hijrah Nabi Muhammad karya Habib Ahmad bin Novel Bin Jindan.