Hikmah Alawiyah
Image default
Sejarah

5 Kitab Maulid Paling Populer di Indonesia dan Sejarahnya

Rasulullah Muhammad SAW lahir pada Senin 12 Rabiul Awal pada saat fajar, di Tahun Gajah, pada tahun 53 sebelum hijrah Nabi. Sedangkan dalam penanggalan Masehi, ada yang berpendapat jatuh pada 20 April dan ada pula yang menyebut 22 April 571 M.

Kebanyakan umat Islam di Indonesia memperingati kelahiran Nabi Muhammad SAW tersebut dengan nama Peringatan Maulid Nabi. Nama bulan Rabiul Awal populer dengan nama bulan Maulid yang berasal dari kata bahasa Arab Milad.

Dan setiap peringatan kelahiran Nabi Muhammad SAW, selalu dibacakan kisah tentang kelahiran Nabi Muhammad SAW dalam bentuk puisi atau syair yang dbawakan dengan irama khas Arab, walau ada juga dengan irama daerah di Indonesia. Syair dan kisah tersebut bersumber dari kitab Maulid Nabi yang beredar dan populer di Indonesia.

Sebenarnya banyak sekali kitab maulid yang telah dikarang oleh para ulama di seantero dunia, namun yang mashur hanya beberapa saja, khususnya di Indonesia. Dikutip mantrasukabumi.com dari kitab Majmu Maulid terbitan Pustaka Islam.

  1. Maulid Barjanzi

Kitab ini merupakan kitab yang paling tenar di Indonesia. Mayoritas orang Indonesia menggunakan kitab ini dalam pembacaan maulid. Pengarangnya adalah Syaikh Ja’far bin Husin bin Abdul Karim bin Muhammad Al-Barzanji. Maulid Barjanzi sendiri memiliki nama asli ‘Iqd Al-Jauhar Fi Mawlid An-Nabiy Al-Azhar.

Maulid Barzanji ini pun telah disyarahi (diberi penjelasan) oleh beberapa ulama, di antaranya: Madarijus Shu`ud ila Iktisa` al-Burud karya al-Allamah asy-Syaikh Nawawi al-Bantani. Maulidin Nabiyi‘ala nasijil Barzanji yang dikarang oleh Asy-Syaikh Abdul Hamid bin Syaikh Muhammad ‘Ali Kudus.

kemudian al-Allaamah al-Faqih asy-Syaikh Abu Abdullah Muhammad bin Ahmad Ilyisy al-Azhari juga dengan kitabnya yang diberi judul Al-Qawl Al-Munji ala Mawlid al-Barzanji, ada lagi Al-Kawkabul Anwar ‘ala ‘Iqdil Jawhar fi Mawlidin Nabiyil Azhar yang dikarang oleh Sayyid Ja’far bin Sayyid Ismail bin Sayyid Zainal Abidin.

  1. Maulid Diba’

Sebagaimana yang telah disebutkan, kitab ini sering dicetak dan dibukukan bersamaan dengan dua kitab maulid di atas, Syaroful Anam dan Al-Barjanzi. Pengarangnya adalah Imam Wajihuddin Abdu Ar-Rahman bin Muhammad bin Umar bin Ali bin Yusuf bin Ahmad bin Umar ad-Dibai (866H-944H), beliau berasal Zabid, salah satu kota di Yaman.

Selain ulama yang produktif mengarang kitab, beliau juga dikenal sebagai ahli hadits, bahkan mencapai derajat Al-Hafiz, yaitu hafal 100.000 hadits dengan sanadnya.

  1. Simthud Duhrar

Kitab ini dikarang oleh al-Imam al-Arifbillah al-Qutb al-Habib ‘Ali Bin Muhammad Bin Husein Al-Habsyi, beliau adalah kakek dari Habib Anis bin Alwi Al-Habsi Solo. Beliau menulis kitab ini, dengan mendiktekannya kepada muridnya. Dimulai dari tanggal 26 Shafar 1327H hingga awal bulan Rabiul Awal di tahun yang sama.

Bukankah hal ini sangat menakjubkan? Beliau dapat menyelesaikan kitabnya hanya dalam beberapa hari saja. Hal tersebeut tidak lepas dari pertolongan Allah Swt dan derajat beliau di sisiNya. Sejak kecil, perangai dan budi pekertinya sangat terpuji, bahkan beliau sangat patuh terhadap ibunya.

Ketika sang ibu mengatakan bahwa ia tidak akan menganggap Ali kecil sebagai anaknya jika belum bertemu dengan Rasulullah Saw secara yaqdzoh (dalam keadaan sadar).

Awalnya beliau hanya dapat bertemu dengan Nabi dalam mimpi, namun karena kesungguhannya sekaligus rasa bakti kepada ibunya, beliau pun dapat bertemu dengan Rasulullah Saw.

  1. Qasidah Burdah

Qasidah ini sangatlah terkenal di kalangan warga muslim Indonesia. Ia dikarang oleh Imam Al-Bushiri (610-695H) dan terdiri dari 160 bait syair.

Latar belakang pengkarangan kitab ini adalah rasa empati beliau terhadap kemerosotan ahlak manusia pada masa itu, yaitu pada masa dinasti Ayyubiah. Beliau mengajak manusia untuk mengikuti ahlak Rasulullah Saw dengan mengarang Qasidah ini.

  1. Dhiyau Al-Lami’

Kitab maulid ini adalah kitab maulid terbaru di masa ini. Pengarangnya tak asing lagi, yaitu al-Habib Umar bin Muhammad bin Salim bin Syaikh Abubakar bin Salim, ulama besar dari Hadramaut, Yaman.

Beliau juga hampir setiap tahun berkunjung ke Indonesia. Istimewanya, beliau menyelesaikan kitab ini dalam sepertiga malam.

Habib Umar bin Hafidh pada suatu malam memanggil seorang muridnya kemudian beliau memerintahkannya untuk membawa pulpen dan kertas, kemudian berkata: “Tulis”, beliau pun mengucapkan maulid Dhiya’ullami’ itu mulai sepertiga malam, dan telah selesai sebelum waktu subuh.

Itulah beberapa kitab yang popular di Indonesia. Mudah-mudahan kita dapat mengambil faedah dan manfaat dengan membacanya. Amiin