Hikmah Alawiyah
Image default
Kitab/Buku Baru

Kamus Indeks Al-Qur’an Karya Anak Negeri

Sumbangsih ulama Indonesia dalam karya penulisan di dunia Islam tak perlu diragukan lagi. Salah satunya adalah Sayyid Ahmad Idrus Al-Aydrus dengan kitabnya, Miftah Ar-Rahman fi al-Mufahras li Alfazh Al-Qur’an. Yaitu sebuah kamus indeks Al-Qur’an.

Di dunia Islam, setidaknya dikenal dua kamus indeks Al-Qur’an yang sangat masyhur. Yaitu Al-Mu’jam al-Mufahras li Alfazh al-Qur’an al-Karim, karya Syaikh Muhammad Fuad Abdul Baqi (1882-1967) dan yang kedua Fathurrahman li Thalibi Ayat al-Qur’an, karya Sayyid Faydhullah Al-Hasani Al-Maqdisi yang banyak digunakan para santri di Nusantara.

Upaya para tokoh di atas menginspirasi Sayyid Ahmad Al-Aydrusy untuk menulis kamus indeks Al-Qur’an. Dengan mengambil dasar dari Fathurrahman li Thalibi Ayat al-Qur’an, selanjutnya beliau kembangkan kitab itu dan diperluas dengan teknik penyusunan tersendiri secara sistematis dan akurat.

Ketekunan beliau itu kemudian melahirkan sebuah karya brilian, kamus indeks Al-Qur’an yang kemungkinan adalah yang ketiga di dunia Islam. Karya ini menjadi kebanggaan tersendiri bagi bangsa Indonesia. Sebab kitab ini ditulis salah satu putra terbaik bangsa yang dipersembahkan kepada dunia Islam dan keilmuan pada umumnya.

Dibutuhkan 7 tahun lamanya bagi Sayyid Ahmad Al-Aydrusy untuk merampungkan karya besar itu. Tentu dibutuhkan curahan tenaga, pikiran, dan segala daya upaya untuk menyusun, menganalisa, membandingkan, dan melengkapi metode-metode dan bahan-bahan yang belum ada pada kitab sebelumnya.

Bila dibandingkan dengan kita-kitab sebelumnya, maka kitab karya Sayyid Ahmad Al-Aydrusy ini memiliki beberapa kelebihan. Selain cetakan covernya yang hard cover yang lux dan dilengkapi font modern yang indah dan jelas, rumusan nama-nama surah dalam kitab tidak dituliskan dengan singkatan-singkatan, namun ditulis lengkap berikut nomor urut surah dan ayatnya.

Kelebihan lainnya, setiap kata dan penggalan-penggalan Al-Qur’an ditulis dan dicetak dengan warna yang berbeda sehingga memudahkan bagi penggunanya. Warna hitam digunakan untuk menunjukkan penggalan ayat dari surah tertentu, sementara warna merah untuk menunjukkan kata yang menjadi indeks pencarian lafazh-lafazh yang dibutuhkan.

Pada bagian tengah kitab ini terdapat mushaf Al-Qur’an lengkap 30 juz. Sehingga mempermudah pengguna untuk menemukan penggalan-penggalan ayat-ayat tersebut tanpa mengambil mushaf yang lain. Cukup dengan kitab yang ada itu saja.

Guna mencari penggalan ayat yang diinginkan, pengguna bisa menggunakan dua metode. Pertama, dengan mencari kata dari ayat tersebut berdasarkan bentuk kata kerjanya pada halaman-halaman utama kamus indeks Al-Qur’an ini. Sebab kamus indeks Al-Qur’an ini disusun berdasarkan sistematika abjadiyah, seperti mencari arti kata dalam kamus.

Kedua, dengan cara mencari kata dalam ayat tersebut pada indeks abjadiyah yang terdapat di bagian akhir kitab ini. Dari sana, pengguna akan mengetahui letak setiap kata tersebut berada di halaman berapa dalam kitab ini.

Berbeda dengan kitab Fathurrahman, penyebutan bilangan ayat dan surah dalam kitab itu berdasar pada jumlah ayat sesuai dengan perhitungan Ahli Kufah, yakni 6.236 ayat. Sementara teks ayatnya merujuk kepada Mushaf Utsmani dengan khath Utsman Thaha, qiraat Hafash dari `Ashim ibn Abi An-Najud Al-Kufi. Karena itu pada beberapa materi dilakukan penyesuaian oleh penyusun hingga berada pada tempat yang tepat sesuai dengan materi-materi itu.

Selain itu, kelebihan lain kitab karya Sayyid Ahmad Al-Aydrusy, beliau menambahkan doa Khatmul Qur’an pilihan yang diambil dari kitab Hasyiyah I’anah ath-Thalibin, karya Sayyid Bakri Syatha yang masyhur di kalangan penuntut ilmu-ilmu keislaman.

Pada bagian akhir, selain berisi nama-nama orang dan istilah, juga dilengkapi dengan indeks nama-nama surah Al-Qur’an berikut letak halaman-halamannya berdasarkan mushaf yang terdapat dalam kitab.

Untuk memudahkan penggunanya dalam mencari letak setiap surah yang ada dalam kitab, penyusun juga menambahkan indeks abjadiyah nama-nama surah Al-Qur’an berikut letak halaman-halamannya berdasarkan mushaf yang terdapat dalam kitab tersebut.

*Sumber: Majalah Alkisah No. 08/16- 29 April 2012, rubrik “Telaah Kitab”