Hikmah Alawiyah
Image default
Kitab/Buku Baru

Menghindari Rayuan Kekuasaan Dunia

Kekuasaan merupakan godaan paling menggiurkan bagi manusia. Bagaimana tidak? Dengan kekuasaan itu manusia bisa memiliki kuasa atas hak-hak orang lain dan menggunakan hak-hak itu. Sehingga, tak heran jika banyak darah tertumpah, kerabat terpisah, bahkan korban nyawa karena nafsu seseorang menjadi penguasa.

Kalaupun manusia menempuh jalan kekuasaan itu dengan baik, ia juga diwajibkan mengetahui hak-hak Allah SWT dan hak-hak hamba-Nya yang harus dipenuhi. Selanjutnya menjalankan kekuasaan itu tanpa kecerobohan, kesia-siaan, dan kelalaian. Dengan demikian ia akan selamat dari ancaman keras Allah SWT.

Habib Abdullah bin Alawi al-Haddad telah mengingatkan bahwa melibatkan diri dalam urusan kekuasaan sangatlah berbahaya. Bahkan terlibat di dalamnya dan ikut serta menanggung beban kekuasaan itu merupakan perkara yang sangat berat bagi kaum muslimin.

Di antara kekuasaan yang paling berat menurut beliau adalah pemerintahan, kehakiman, kepengurusan harta anak yatim, dan perwakafan atau semisalnya. Ini menurut beliau seperti yang disampaikan Nabi Muhammad SAW, “Barangsiapa yang memimpin sepuluh orang atau lebih, maka kelak di hari kiamat ia akan diseret dalam keadaan tangan yang terikat di lehernya, yang dapat membebaskannya adalah keadilannya atau yang tetap mengikatnya adalah kezalimannya.”

Para pemimpin yang mendapat taufik Allah SWT, akan memberi nasihat, bersikap lemah lembut kepada rakyatnya, memperhatikan kebutuhan mereka, dan selalu memantau kondisi mereka. Sebab Allah akan menanyakan amanat yang Dia embankan kepada para pemimpin.

Jangan sekali-sekali berbuat zhalim kepada rakyat, karena itu akan merusak kehidupan dunia dan akhiratnya. Bahkan pemimpin juga tak boleh membiarkan rakyatnya saling berbuat zhalim, dan diharamkan tak memperhatikan mereka.

Bagi para hakim, mengetuk palu hendaknya dilakukan setelah tak diragukan lagi mana yang benar dan mana yang salah. Dan dilarang untuk condong ke salah satu pihak yang berselisih. Jika memutuskan sesuatu dalam kondisi ragu dan condong kepada salah satu pihak, maka hakim itu akan celaka.

Maka, Habib Abdullah al-Haddad mengingatkan, hendaknya orang-orang yang menempuh jalan kekuasaan haruslah orang yang adil dan tepat dalam mengambil keputusan hukum. Sedangkan mereka yang memerintah kemudian berbuat zhalim, maka ia akan celaka saat berhadapan dengan siksa Allah SWT.

Jadi sebagai seorang mukmin yang sayang kepada urusan agamanya dan berusaha menjaga keselamatan dirinya, sebaiknya sebisa mungkin menjauhi kekuasan dunia.

*Sumber: Buku Nasihat dan Wasiat Imam Haddad