Hikmah Alawiyah
Image default
Sejarah

Tahun Baru Islam, Refleksi Pengorbanan Umat

Pekan ini Umat Islam akan memperingati Tahun Baru Islam, 1 Muharam 1441 H yang jatuh pada Ahad, 1 September 2019, menurut penanggalan Masehi. Meski tak semeriah peringatan Tahun Baru Masehi, tapi Tahun Baru Islam atau Tahun Baru Hijriah memiliki makna tersendiri bagi Umat Islam.

Tahun Baru Islam ini pertama kali diperkenalkan oleh Khalifah Umar bin Khattab pada empat tahun umur kekhalifaannya. Ini berawal saat Gubernur Basrah, Abu Musa al-Asya’ri menulis keluhan kepada sang Khalifah. Abu Musa mengeluh bahwa dirinya menerima sejumlah surat dari beberapa panglima yang setia. Namun ia bingung bagaimana harus menyikapi surat itu? Sebab dalam surat disebutkan bulan Sya’ban, tapi tidak tahu apakah Sya’ban yang telah lalu atau akan datang?

Khalifah kedua ini kemudian menggumpulkan sejumlah sahabat untuk membahas hal itu. Selanjutnya diputuskan peristiwa Nabi Muhammad SAW hijrah dari Mekkah ke Madinah sebagai tahun pertama Hijriah. Sementara bulan yang ditempatkan pada awal tahun adalah bulan Muharram.

Pada awal perumusan itu, diceritakan muncul banyak opsi sebelum menjatuhkan pilihan pada peristiwa Hijrah Nabi Muhammad SAW. Di antaranya, peristiwa peperangan, peristiwa kelahiran Nabi, dan beberapa peristiwa penting lainnya. Namun para sahabat bersepakat peristiwa Hijrah sebagai perhitungan awal tahun kalender Islam.

Pada proses Hijrah terjadi beberapa peristiwa penting, di antaranya, pada saat itulah Pemerintahan Islam pertama kali dimulai dan pengorbanan para sahabat Nabi SAW, antara lain pengorbanan Sayyidina Abubakar Ashshidiq dan Ali bin Abi Thalib.

Sayyidina Abubakar merupakan sahabat yang menemani dan menjaga Rasulullah SAW sejak awal perjalanan meninggalkan Mekah hingga bersembunyi di dalam gua sempit selama tiga hari tiga malam berturut-turut. Sementara Sayyidina Ali, pemuda berani yang mempertaruhkan nyawanya menggantikan Rasulullah SAW di pembaringannya. Padahal kala itu Rasulullah SAW adalah target pembunuhan dari hampir semua suku-suku di kota Mekkah.

Belum lagi pengorbanan oleh kaum Anshar yang berada di Madinah. Seperti tercatat dalam sejarah, mereka, kaum Anshar berlapang dada dan ikhlas berbagi tempat tinggal dengan saudara-saudara seiman mereka, kaum Muhajirin.

Di Madinah itu juga, Rasulullah mulai membangun tatanan masyarakat Islam. Sehingga masyarakat Islam menjadi kuat dan mampu membela diri dari gangguan kelompok-kelompok yang berusaha untuk menghancurkannya, seperti halnya suku-suku yang ada di Mekkah.

Ath-Thabari dalam Tarikh Al-Rasul 5/22 dan Ibn Sa’ad dalam Thabaqat Al-Kubra 3/28 meceritakan bahwa peristiwa Hijrah Nabi Muhammad SAW dipilih sebagai tahun pertama Kalender Islam karena momen itu adalah pengorbanan besar pertama yang dilakukan seluruh umat untuk menjaga Islam.

Maka sudah semestinya peristiwa-peristiwa pada masa Hijrah itu menjadi perenungan bagi umat Islam. Bahwa sebagai umat harus siap sedia berkorban jiwa dan raga demi agama yang dibawa Rasulullah SAW. Sehingga, setiap pergantian tahun Islam merupakan momentum refleksi pengorbanan umat layaknya para sahabat Nabi Muhammad SAW pada masa hijrahnya.