Hikmah Alawiyah
Image default
Hikmah Kisah Kaum Shalihin

Burdah Imam Al-Bushiri

Salah satu Qasidah Burdah paling masyur adalah karya Imam Al-Bushiri berjudul Al-Kawakib Ad-Durriyyah fi Mad-h Khayr Al-Bariyah (Bintang-bintang Gemerlap tentang Pujian terhadap Sang Manusia Terbaik). Imam Al-Bushiri yang memiliki nama asli Syarafuddin Abu Abdillah Muhammad bin Abdullah bin Shanhaj bin Hilal Ash-Shanhaji Al-Bushiri adalah ahli fiqih dan ahli kalam. Namun kemasyuran Burdahnya telah membuatnya lebih dikenal sebagai seorang sufi.

Penulisan Burdah Al-Bushiri berawal ketika ia menderita lumpuh separuh tubuhnya. Berbagai obat dan perawatan telah ia jalani namun tak satu pun membuahkan hasil untuk membuat tubuhnya kembali normal seperti sedia kala. Bahkan para dokter yang merawatnya pun telah menyerah dan angkat tangan untuk menyembuhkan lumpuh separuh badannya itu.

Dalam kondisi tak berdaya akibat lumpuh itu muncul ilham untuk mengarang sebuah qasidah puji-pujan bagi Rasulullah SAW. Meski diserang kelumpuhan separuh badannya ternyata pikirannya tak ikut menjadi lumpuh, ingatannya masih begitu tajam, tekadnya masih sangat kuat, dan pikirannya masih tetap cerdas.

Berbekal hati yang dipenuhi kasih sayang dan kecintaan kepada Rasulullah SAW, ia mulai merangkai kata, syair demi syair menyusun Qasidah Burdah. Setelah bait demi bait itu terkumpul, terangkailah sebuah Qasidah Burdah dengan jumlah 161 bait. Dengan qasidah gubahannya itu Imam Al-Bushiri berharap dengan keberkahan memuji Rasulullah SAW, lumpuh yang dideritanya akan diangkat Allah SWT.

Dkisahkan, usai menyelesaikan Qasidah Burdahnya, Imam Al-Bushiri jatuh tertidur. Dalam lelap tidurnya itu Imam Al-Bushiri bermimpi berjumpa dengan Rasulullah SAW. Pada mimpinya, Rasulullah mengunjunginya yang sedang sakit, lalu beliau menyapu tangannya ke tubuh Imam Al-Bushiri, selanjutnya Rasulullah SAW menyelimutinya dengan sehelai selendang (burdah).

Kisah lain menyebutkan Imam Al-Bushiri terjaga dan mendapati burdah atau selendang tersebut telah menyelimuti tubuhnya. Ketika itu ia mendapati penyakit lumpuh yang dideritanya telah diangkat Allah SWT. Badannya seolah tak pernah ditimpa penyakit lumpuh sama sekali.

*Sumber: Majalah Alkisah No.04/22 Feb – 7 Maret 2010, Rubrik “Kisah Utama”.