Hikmah Alawiyah
Image default
Kitab/Buku Baru

Kewajiban Berbuat Adil

Allah SWT memerintahkan umat Islam untuk belaku adil dan berbuat kebajikan. Adil yang dimaksud di sini bukanlah adil yang berarti sama rata, tapi adil berarti menempatkan sesuatu pada tempatnya. Lawan dari berperilaku adil adalah zhalim, yang artinya tak menempatkan sesuatu pada tempatnya.

إنَّ اللَّهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإِحْسَانِ وَإِيتَاءِ ذِي الْقُرْبَىٰ وَيَنْهَىٰ عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ ۚ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ

“Sesungguhnya Allah menyuruh (kalian) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemunkaran, dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepada kalian agar kalian dapat mengambil pelajaran.” (QS. An-Nahl: 90).

Berperilaku adil diwajibkan bagi kita kepada apa saja dan siapa saja yang berada di bawah tanggung jawab atau pimpinan kita. Mengenai yang berada dalam tanggung jawab kita, Habib Abdullah bin Alawi al-Haddad membaginya menjadi dua, yaitu yang secara khusus dan umum.

Yang dimaksud dengan tanggung jawab kita secara khusus adalah tanggung jawab berlaku adil bagi tujuh anggota tubuh kita. Yaitu, lisan, pendengaran, pengelihatan, perut, kemaluam, tangan, dan kaki. Sesungguhnya anggota tubuh kita ini adalah tanggung jawab kita yang dibebankan, diamanatkan, dan dipercayakan kepada kita. Maka kita harus berlaku adil terhadap anggota tubuh kita, artinya menempatkan anggota tubuh kita sesuai pada tempatnya.

Bagaimana mengukur bahwa kita telah memperlakukan anggota tubuh kita dengan adil atau sesuai pada tempatnya? Apa patokannya? Panduannya adalah perintah dan larangan Allah SWT. Contohnya, Allah melarang kita menggunakan mata kita untuk melihat hal-hal yang dilarang oleh Allah SWT, bila kita melanggarnya, berarti kita telah berlaku tak adil kepada mata kita. Artinya kita telah berlaku zhalim dan kita berdosa.

Begitupun sebaliknya, bila memperlakukan mata kita sesuai dengan perintah Allah dan menjauhi larangannya, maka artinya kita telah berlaku adil. Sebab Allah menciptakan anggota tubuh kita ini agar kita menaati-Nya, bukan malah menentang-Nya.

Sebab Allah telah menundukkan anggota tubuh kita untuk taat kepada kita, sehingga dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya di bumi ini. Jika saja Allah tak menundukkan tubuh ini kepada kita, niscaya kita tak akan mampu mengendalikannya. Nah, jangan sampai fasilitas kebebasan dan tanggung jawab dari Allah SWT ini malah kita rusak dengan menggunakan anggota tubuh kita untuk melakukan kemaksiatan. Karena kita akan dimintai pertanggungjawaban atas segala fasilitas yang Allah berikan kepada kita di dunia ini.

Yang dimaksud dengan yang berada pada tanggung jawab kita secara umum adalah orang-orang yang menjadi tanggung jawab kita selama di dunia, yaitu anak, istri, dan budak. Mereka berada dalam tanggung jawab kita dan kewajiban kita berlaku adil terhadap mereka. Caranya? Membimbing mereka untuk menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya.

Cara berlaku adil kepada mereka yang berada dalam tanggung jawab kita secara umum adalah dengan memberikan hak-hak mereka sesuai dengan ketentuan Allah SWT. Seperti, memberi nafkah, pakaian, dan memperlakukan dengan baik.

Berlaku penuh kasih sayang kepada mereka. Artinya, tak terlalu memberi beban dalam menuntut hak-hak kita yang telah diwajibkan Allah SWT, serta berlaku lembah lembut dan berpekerti yang baik kepada mereka.

Seperti tanggung jawab secara khusus, tanggung jawab secara umum juga akan dimintai pertanggungjawabannya oleh Allah SWT kepada kita di Hari Akhir nanti, apakah kita telah berlaku adil kepada keduanya atau tidak, serta ada konsekuensi yang menanti jika kita berlaku adil ataupun tidak.

Maka, sebaik-baik manusia adalah mereka yang berlaku adill secara khusus dan secara umum. Artinya dalam setiap tindak tanduknya selalu menempatkan sesuatu pada tempatnya, yaitu sesuai dengan perintah Allah dan larangan-Nya.

*Sumber: Buku Nasehat untukmu Wahai Saudaraku.