Hikmah Alawiyah
Image default
Kitab/Buku Baru

Mendidik Anak Remaja dalam Islam

Banyak kalangan menyebut, masa anak memasuki pintu remaja, kisaran usia 14 tahun menjadi masa yang paling penting bagi pendidikan mereka sebagai bekal menyongsong masa depan. Jika pada tahapan ini pendidikannya salah, maka besar kemungkinan masa depannya akan celaka. Namun jika dapat menanamkan pendidikan yang benar, maka masa depannya bisa selamat.

Pada anak usia 14 tahun menurut Habib Umar bin Muhammad bin Salim bin Hafizh akan terbuka pintu baru bagi mereka. Pintu itu akan membawa mereka ke pikiran dan pandangan dunia yang singkat ini. Pada usia itu anak-anak mulai memperhatikan penampilan, pakaian, wajah, rambut, dan warna kulit serta berbagai macam perhiasan yang ada pada dirinya dan sekitarnya.

Anak-anak akan dihadapkan pada dunia yang baru. Dunia pencarian jati diri mereka. Sehingga mereka akan mencoba banyak hal sebagai langkah pencarian jadi diri mereka. Jika mereka telah menemukan perhiasan apa yang cocok dengan jati dirinya, maka perhiasan itu akan mereka kenakan seumur hidupnya.

Habib Umar menegaskan penting pada usia itu anak-anak mendapat pendampingan lebih dan diperkenalkan kepada perhiasan yang nyata. Perhiasan yang bila dikenakan tak akan hancur sampai sakaratul maut menjemput, saat menuju liang lahat dan pada hari kebangkitan.

Perhiasan yang dimaksud itu adalah taqwa, akhlak, ilmu yang bermanfaat, dan amal saleh. Wajib bagi orang tua untuk mengarahkan dan memastikan anak-anak mereka mengenakan perhiasan ini. Bila anak-anak sudah berhias dengan taqwa, akhlak, ilmu yang bermanfaat, dan amal saleh, maka anak akan terangkat dari hal-hal yang merendahkan dan hina. Dengan begitu tentu ia akan selamat di masa depannya.

Sebagai contoh berhias yang benar, maka anak-anak dapat merujuk kepada Rasulullah SAW. Bila kita sudah menjadikan Rasulullah SAW sabagai titik tolak dalam berhias, maka perbuatan berhias kita akan dihitung sebagai ibadah dalam rangka mengikuti berhias beliau. Sebab jika ingin menyerupai sesuatu, serupailah orang-orang yang bertaqwa dan suci.

Seperti firman Allah SWT:

يَا بَنِي آَدَمَ قَدْ أَنْزَلْنَا عَلَيْكُمْ لِبَاسًا يُوَارِي سَوْآَتِكُمْ وَرِيشًا وَلِبَاسُ التَّقْوَى ذَلِكَ خَيْرٌ

“Hai anak Adam, sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu pakaian untuk menutup auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan. Dan pakaian takwa itulah yang paling baik.” (QS. Al-A’raf: 26).

Jangan sampai anak-anak berhias degan hal-hal yang mendekati apa-apa yang dilarang Allah SWT. Bukankah kita diperintahkan untuk mencontoh tingkatan yang lebih tinggi di atas kita? Bukan malah mengikuti mereka yang tingkatannya lebih rendah dan berhias menyerupai orang-orang yang dihinakan.

Ini menjadi tantangan terbesar bagi orang tua. Sebab seringkali yang lebih populer di masyarakat adalah perhiasan yang mendekati apa-apa yang dilarang Allah SWT. Godaan setan untuk mengikuti cara berhias yang menjauhkan dari Allah SWT sangat besar. Karena itu, anak-anak harus mendapat pendampingan dari kedua orang tuanya.

Jika orang tua abai, bisa-bisa anak-anak terjerumus dengan perhiasan yang hina dan kelak tak hanya mencelakakan anak-anak itu di akhirat tapi juga mencelakakan kedua orang tuanya.

*Sumber: Buku Mendidik Anak dengan Benar